Menurut Pontianak Post Pada Tanggal 21 Juli 2016
KALBAR MASUK LIMA PROVINSI TERATAS
PRAKTIK pernikahan dini di Indonesia masih marak di kalangan
masyarakat. Perempuan dalam kelompok usia 18 tahun ke bawah rupanya
masih banyak yang memulai kehidupan rumah tangga lebih awal.
Sayangnya, hal tersebut seringkali memutuskan peluang karier mereka
dan menghambat potensi ekonomi Indonesia. Deputi Bidang Statistik Sosial
Badan Pusat Statistik, Sairi Hasbullah menjelaskan, pihaknya telah
survey yang melibatkan perempuan usia 20-24 tahun Indonesia pada 2015
lalu.
Dari data tersebut, 23 persen perempuan kelompok usia tersebut sudah
menikah sebelum usia 18 tahun. Dalam kasus ini, rasio penduduk desa yang
menjadi istri di usia muda memang lebih mudah, yakni 27,11 persen dari
total peserta survey.
Sedangkan, rasio perempuan menikah usia anak di perkotaan mencapai
17,09 persen. "Indikasinya hampir terjadi di seluruh Indonesia,"
terangnya di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta.
Di antara provinsi tersebut, terdapat lima provinsi dengan rasio di
atas 30 persen. Sulawesi dengan rasio 34 persen; Kalimantan Selatan
33,68 persen; Kalimantan Tengah 33,56 persen; Kalimantan Barat 32,21
persen; dan Sulawesi Tengah 31,91 persen.
"Ini berarti satu dari tiga anak perempuan di provinsi-provinsi tersebut menikah di bawah umur," ujarnya.
Soal alasan para perempuan menikah, masalah ekonomi bukan
satu-satunya faktor. Justru, hal tersebut mengaku salah satu orang yang
tingginya angka perkawinan usia anak di beberapa daerah ini ternyata
tidak selalu dipengaruhi oleh faktor ekonomi atau kemiskinan.
Dampak dari praktik tersebut, lanjut dia, adalah perempuan yang
cenderung berpendidikan rendah. Dari survey tahun lalu, hanya sembilan
persen perempuan yang menikah muda bisa lulus SMA.
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas
Subandi Sardjoko menerangkan, tren pernikahan dini sendiri sudah
menurun pada lima tahun terakhir.
Hal tersebut dibuktikan dengan rasio pernikahan dini perempuan Indonesia pada 2008 yang mencapai 27,4 persen.
Namun, hal tersebut bukan berarti angka saat ini sudah bagus. Hal ini
jelas masih menjadi masalah yang besar bagi Indonesia. "Kalau menurut
UNICEF, angka ini masih tinggi sekali. harusnya sampai zero atau nol,"
jelasnya.
Dia pun menambahkan, fakta tersebut sebenarnya punya dampak secara
tak langsung terhadap ekonomi. Pasalnya, Indonesia jadi kehilangan
potensi tenaga kerja yang produktif. Hal tersebut secara tak langsung
membuat daya saing usaha Indonesia menjadi lebih rendah.
"Apalagi, perkawinan usia anak yang terjadi di pedesaan. Ekonomi desa
jadi tambah lambat dan negara rugi tidak produktif," ungkapnya.
(bil/JPG)
Sabtu, 10 Desember 2016
Apa Itu Konseling Sebaya......?
Konseling Teman Sebaya (KTS)
Konseling teman sebaya adalah program bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.
Program konseling teman sebaya mempunyai alasan-alasan yang rasional,
terstuktur, aktifitasnya khas atau spesifik, personal yang melakukannya
juga khusus dan diorganisir secara terus menerus. Program ini merupakan
usaha mempengaruhi (memperbaiki tingkah laku yang dimiliki oleh siswa),
yaitu tingkah laku yang dapat membedakan antara tingkah laku yang
pantas dengan tidak pantas, dan menggunakan tingkah laku yang pantas
menjadi identitas pribadi yang diharapkan, serta menemukan berbagai cara
pemecahkan masalah, dan memberikan pengalaman yang memberikan motifasi
mengikuti pelatihan untuk pengembangan diri mereka sebagai orang dewasa
yang matang dan bertanggung jawab.
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman
sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001).
Dibanding pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan
di luar rumah seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain
dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dengan demikian,
pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku
diakui cukup kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan
kognitif yang memadai untuk menentukan tindakannya sendiri, namun
penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan
dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan
keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993;
Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger
(1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman
sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal persepsi
dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman
menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian
yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger,
1991)B. Tujuan KTS
- Dapat membantu konselor dalam menangani siswa yang bermasalah
- Membantu beberapa siswa yang sulit terbuka dengan konselor dalam menghadapi masalahnya
- Membantu konselor dalam menuntaskan bimbingan dan konseling bagi setiap siswa
C. Fungsi dan manfaat
Menurut Krumbolth (1976) fungsi KTS :
- Membantu siswa lain memecahkan permasalahannya.
- Membantu siswa lain yang mengalami penyimpangan fisik.
- Membantu siswa-siswa baru dalam menjalani pekan orientasi siswa untuk mengenal sistim dan suasana sekolah secara keseluruhan.
- Membantu siswa baru membina dan mengembangkan hubungan baru dengan teman sebaya dan personil sekolah.
- Melakukan tutorial dan penyesuaian sosial bagi siswa-siswa asing (kalau ada).
Manfaat KTS untuk siswa menurut Hamburd (1972) :
- Siswa memiliki Kemampuan melakukan pendekatan dan membina percakapan dengan baik serta bermanfaat dengan orang lain.
- Siswa memiliki Kemampuan mendengar, memahami dan merespon (3M), termasuk komunikasi nonverbal (cara memandang, cara tersenyum, dan melakukan dorongan minimal).
- Siswa memiliki Kemampuan mengamati dan menilai tingkah laku orang lain dalam rangka menentukan apakah tingkah laku itu bermasalah atau normal.
- Siswa memiliki Kemampuan untuk berbicara dengan orang lain tentang masalah dan perasan pribadi.
- Siswa memiliki Kemampuan untuk menggunakan keputusan yang dibuat dalam konseling mengahadapi permasalahan-permasalahan pribadi, permasalahan kesehatan, permasalahan sekolah, dan permasalahan perencanaan hubungan dengan teman sebaya.
- Siswa memiliki Kemampuan untuk mengembangkan tindakan alternatif sewaktu menghadapi masalah.
- Siswa memiliki Kemampuan menerapkan keterampilan interpersonal yang menarik untuk mengusahakan terjadi pertemuan pertama dengan siswa yang minta tolong.
- Siswa memiliki Kemampuan untuk mengembangkan keterampilan observasi atau pengamatan agar dapat membedakan tingkah laku abnormal dengan normal; terutama mengidentifikasi masalah dalam menggunakan minuman keras, masalah terisolasi, dan masalah kecemasan
- Siswa memiliki Kemampuan mengalih tangankan konsli untuk menolongnya memecahkan masalahnya jika dalam KTS tidak dapat menyelesaikan.
- Siswa memiliki Kemampuan mendemontrasikan kemampuan bertingkah laku yang beretika.
- iswa memiliki Kemampuan mendemontrasikan pelaksanaan strategi konseling.
Masalah Kependudukan dan Penanggulangan Lingkup Indonesia dan Dunia
Pengertian Masalah Kependudukan
Pengertian “Penduduk” secara umum
adalah masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu. Dan dalam
sosiologi sendiri, penduduk merupakan kumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu. Jadi dapat Masalah Kependudukan dapat diartikan
sebagai berbagai persoalan yang menyangkut masyarakat dalam ruang lingkup yang
luas.
Masalah Kependudukan bisa
disebut juga sebagai masalah sosial, karena masalah itu terjadi di lingkungan
sosial atau masyakarat. Masalah tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja,
baik di negara maju maupun negara Indonesia yang sedang berkembang ini. Masalah
kependudukan terjadi karena perkembangan penduduk yang tidak seimbang. Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat tidaklah sama, hal ini disebabkan
perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat dan keadaan lingkungan
alam dimana masyarakat itu hidup. Masalah-maslah tersebut dapat berupa masalah
sosial, moral, politik, ekonomi, agama dll.
Permasalahan Kependudukan yang terjadi di Dunia dan Indonesia
Terdapat 2 jenis masalah
kependudukan menurut sifatnya, yakni Kuantitatif dan Kualitatif
1. Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a. Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam
pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat
jumlah penduduk yang besar:
·
Penyediaan tenaga
kerja dalam masalah sumber daya alam.
·
Mempertahankan
keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia
yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
·
Pemerintah harus dapat
menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang
masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih
banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
·
Penyediaan lapangan
kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial
lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi,
oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk
mengatasi masalah ini.
b. Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih
relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971
pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32%
pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000
sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi
jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini
setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan
keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan
hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua
tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
·
Menurunkan angka
kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
kemampuan peningkatan produksi.
kemampuan peningkatan produksi.
·
Meningkatkan kesehatan
ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
·
Persebaran Penduduk
Tidak Merata
c. Persebaran Penduduk Yang
Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik
persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan
pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah
daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan
kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980
sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan
tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan
pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan
permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum
dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya
sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja
tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak
menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan
pertahanan keamanan negara.
2. Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
a.
Tingkat Kesehatan
Penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas
kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat
kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
·
Angka Kematian
·
Angka Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan
penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat
kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat
dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka
pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang
pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi
standar kesehatan.
b.
Tingkat Pendidikan
yang Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk
mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan
produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya
produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak
orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu
sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain
(keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh
pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap
kesejahteraan penduduk.
c.
Tingkat Kemakmuran
yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia
yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk
Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB.
Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM
penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin
sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia
dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk
Indonesia yang hidup miskin?
Dampak-dampak Masalah Kependudukan
Dari semua masalah kependudukan yang
dipaparkan diatas, terdapat banyak sekali dampak negatif yang dihasilkan,
diantaranya:
1.
Rendahnya tingkat
kualitas SDM
Rendahnya tingkat pendidikan akan berdampak besar pada
kualitas sumber daya manusia suatu Negara. Penduduk adalah objek dan subyek
pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai
subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek
menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan pembangunan
ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki
oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia?
Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini
merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah sanggupkah penduduk Indonesia
mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu?
Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam
(penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing.
Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan
(assistance) perusahaan asing. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal
dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia. Penguasaan teknologi dan
kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk
Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia
ditunjukkan dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber
daya manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan.
Secara terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
Rendahnya
kualitas SDM penduduk Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan
jasa diperlukan penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi
dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi
kualitas SDM merupakan faktor penentu kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh
orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan?
Pertumbuhan
penduduk yang tinggi
Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan.
Penduduk yang berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan.
Sedangkan penduduk dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban
pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan
sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya. Bagi Indonesia,
pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah
penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya
(kemakmurannya) masih rendah. Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap
tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.
2.
Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk yang besar dan nditambah dengan angka
pertumbuhan penduduk yang pesat membuat banyak Negara khususnya Negara
berkembang di dunia mengalami kepadatan penduduk yang berlebihan. Kepadatan penduduk
atau Density adalah jumlah rata-rata
penduduk yang mendiami suatu wilayah administrative tertentu biasanya
dinyatakan dalam jiwa/Km2.
Kepadatan penduduk ini terjadi karena tidak seimbangnya
jumlah penduduk yang mendiami wilayah tertentu dengan wilayah yang didiami.
Jumalh penduduk yang terus menunjukkan peningkatan tidak dibarengi dengan luas
wilayah suatu tempat yang tetap. Sehingga ini menyebabkan jumlah penduduk yang
ada diwilayah tertentu melebihi jumlah ideal penduduk yang seharusnya tinggal diwilayah
tersebut.
Selain itu, kepadatan penduduk yang biasanya terjadi di
kota-kota besar terus mengalami peningkatan dengan adanya urbanisasi yang
dilakukan secara berlebihan. Banyaknya para urban yang berpindah dari desa ke
kota dengan tujuan mencari lapangan pekerjaan di kota membuat kepadatan
penduduk yang ada semakin menjadi-jadi. Sehingga dengan tidak adanya lahan
untuk mereka tinggal, biasanya mereka mendirikan perumahan-perumahan kumuh
didaerah-daerah yang dilarang untuk mendirikan bangunan seperti dibantaran kali
dan sebagainya. Dengan begitu, dampak yang dihasilkan akan terus melebar dan
melebar lagi.
3.
Kemiskinan
Dampak dari kepadatan penduduk, tidak hanya berhenti
disitu. Dari dampak yang ada, dampak yang baru akan kembali dihasilkan. Para
urban yang tidak mendapat lahan tempat tinggal dan juga lahan pekerjaan seperti
yang mereka harapkan, mulai mempertahankan hidup mereka dikota dengan segala
kemampuan mereka seperti memanfaatkan lahan terlarang untuk mendirikan
rumah-rumah kumuh sebagai tempat mereka tinggal. Dengan tidak adanya pekerjaan
mereka bekerja serabutan seperti mengamen, meminta-minta dijalan dan sebagainya
hingga timbullah kemiskinan.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·
Gambaran kekurangan materi, yang
biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·
Gambaran tentang kebutuhan
sosial, termasuk keterkucilan
sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini
mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda
melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
4.
Kriminalitas
Kemiskinan
yang terjadi dikota dan terus meningkatnya taraf hidup dikota, membuat setiap
orang berusaha mempertahankan hidupnya walaupun hanya sekedar untuk makan.
Berbagai kebutuhan hidup yang terus menekan dan keadaan financial mereka yang tidak
seimbang mulai memaksa mereka untuk melakukan hal apa saja demi mendapatkan
rupiah hinggal lahirlah tindak kriminalitas.
Kriminalitas
merupakan segala sesuatu yang melanggar hukum atau sebuah tindak kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut
seorang kriminal. Biasanya yang dianggap
kriminal adalah seorang pencuri, pembunuh, perampok, atau teroris. Walaupun
begitu kategori terakhir, teroris,
agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya berdasarkan
motif politik atau paham.
Tindak
kriminalitas memang sudah merajalela di kota-kota besar. Sebagian besar dari
mereka berasal dari masyarakat yang kurang
mampu dan tidak mempunyai pekerjaan. Adanya tindak kriminalitas
menandakan bahwa memang sebenarnya dampak yang dihasilkan merupakan dampak yang
serius yang harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Karena sudah
membahayakan masyarakat luas serta keamanan Negara.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kependudukan
Terdapat
beberapa solusi yang bisa digunakan sebagai upaya pencegahan atas masalah
kependudukan, diantaranya:
1. Melaksanakan
program KB (2 anak lebih baik)
2. Menunda
pernikahan dini
3. Meratakan
pertumbuhan penduduk
Dari solusi
tersebut, penulis berharap Pertumbuhan Penduduk di negara Indonesia bisa lebih
stabil dan hidup masyarakat Indonesia menjadi lebih baik lagi dari yang
sebelumnya.
Indonesia
dengan jumlah penduduknya kira-kira 185 juta, termasuk negara-negara yang
paling banyak jumlah penduduknya. Karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan
jumlah penduduk ini penting sekali di Indonesia. Kalau di masa depan jumlah ini
mau jadi lebih banyak lagi, pasti ada lebih banyak masalah sosial lagi.
Pemerintah Indonesia sudah mengambil dua macam tindakan untuk mencegah masalah
sosial ini. Yang pertama adalah program KB atau Keluarga Berencana dan yang
kedua adalah program transmigrasi. Kedua program ini sudah lama dapat banyak
kritik, dari dalam negeri dan dari luar negeri.
Berikut kekurangan dan kelebihan dari
masing-masing program :
1. Program Transmigrasi
Program
transmigrasi adalah program nasional untuk memindahkan kelompok penduduk dari
satu tempat ke tempat yang lain. Misalnya, kalau ada tempat di mana ada terlalu
banyak penduduk, di sana pasti ada banyak masalah, seperti masalah kesehatan,
masalah tanah, dan masalah sosial yan lain. Untuk mencegah masalah itu,
pemerintah coba memindahkan penduduk dari tempat-tempat seperti itu ke tempat
yang lain di mana jumlah penduduknya sedikit. Jadi dulu, penduduk Jawa, Madura
dan Bali sudah dipindahkan ke Irian Jaya, Sumatra, dan Kalimantan.
Kami rasa program
transmigrasi ini sudah banyak menolong penduduk Indonesia. Peserta program
transmigrasi diberi sebuah rumah, alat-alat untuk bertani dan sedikit uang. Ada
sekolah dan puskesmas. Setelah dipindahkan, kehidupan mereka lebih baik
daripada dulu.
Program ini
dapat banyak kritik. Kritik yang pertama adalah mengenai hutan yang menghilang
karena transmigran. Mereka menebang pohon-pohon untuk mempersiapkan ladang
mereka. Kemudian, dulu ada kelompok transmigran di Kalimantan yang tidak diberi
fasilitas untuk bertani. Jadi, mereka tidak bisa berdikari (yaitu: “BERDIri di
atas KAkinya sendiRI”). Juga ada masalah kehilangan tempat tinggal orang
setempat seperti orang Kubu di Sumatra dan orang Dayak di Kalimantan. Tanah
mereka diambil orang transmigran yang baru. Menurut saya, masalah-masalah ini
dibesarkan dengan sengaja. Program transmigrasi memang berhasil. Sudah 3.6 juta
orang dipindahkan dalam program ini, dan kehidupan mereka sekarang jauh lebih
baik daripada dulu.
2. Program Keluarga Berencana
Dalam program
Keluarga Berencana (“Dua Anak Cukup!”), suami-istri diberi informasi dan
alat/obat kontrasepsi. Dengan ini, pemerintah mencoba untuk mencegah kelahiran
terlalu banyak anak. Kritik atas program ini adalah kritik mengenai obat
kontrasepsi yang bernama “Norplant”. Perempuan yang pakai Norplant itu tidak
bisa beranak lagi untuk selamanya. Dan ada juga orang yang bilang bahwa
perempuan dipaksa untuk pakai Norplant ini (Norplant ada sebuah obat yang
disuntikkan di bawah kulit).
Kami berpendapat bahwa kedua
program ini, yaitu transmigrasi dan Keluarga Berencana, memang sudah berhasil.
Sekarang di Indonesia, jumlah anak yang lahir setiap tahun sudah menurun. Kalau
Indonesia mau mencegah masalah yang berkaitan dengan jumlah penduduk, saya rasa
pemerintah harus meneruskan kedua program ini.
Selain itu, terdapat
beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program
Keluarga Berencana (KB)
2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
a. Program Transmigrasi
b. Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
3. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
b. Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
4. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
a. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan
merata di semua daerah di Indonesia.
b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan pasar tenaga kerja
c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di
lembaga pendidikan milik pemerintah
d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari
kerja
e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di
lembaga- lembaga pemerintah
5. Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan:
a. Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan
berkembang- nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
b. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian,
sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
c. Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha.
Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat
mendorong kegiatan ekonomi
Senin, 04 April 2016
Profil PIK-R CERIA SMA NEGERI 1 SUKADANA
DAFTAR ISI
1. Kata Pengantar………………………………………………………………………
ii
- BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
- BAB II. PIK REMAJA “CERIA”…………………………………………………. 3
A.
Pengertian PIK REMAJA “ CERIA”…………………………………………………….. 3
B.
Rencana Kegiatan PIK REMAJA “CERIA”…………………………………………….. 4
C.
Keanggotaan……………………………………………………………………………....
5
D.
Bentuk Kegiatan …………………………………………………………………………. 5
E.
Materi Penyuluhan dan Pembinaan………………………………………………………
6
F.
Susunan Pengurus…………………………………………………………………………
7
4. BAB III. PENUTUP………………………………………………………………..
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa mengiring do’a
mengantarkan kita semua sebagai insan yang beriman untuk mengharapkan Rahmat
dan Ridho Allah SWT, sehingga kita
dapat melaksanakan tugas mempersiapkan dan mengantarkan anak dan remaja ke jenjang kehidupan yang siap menghadapi
segala tantangan untuk menjadi generasi berencana dan yang siap pakai.
Melaui program GenRe inilah
dapat menjadi wadah dan sarana membimbing
dan membina remaja yang tepat
dengan adanya pembahasan tentang 8 Fungsi Keluarga,TRIAD KRR dan PUP dapat
mengubah pola pikir remaja masa kini untuk merencanakan keidupan kedepan yang
lebih baik. Dengan demikian maka harapan kita akan terwujud, untuk
mempersiapkan Generasi yang Berencana (GenRe).
Dengan dibentuknya PIK-R “CERIA”di SMA N 1 Sukadana diharapkan sebagai sarana pendidikan dan pemberian informasi
kepada Remaja dan tempat konseling bagi remaja agar terbentuknya remaja yang Handal,
Berkarakter dan berprilaku Normatif dan Efektif dalam kehidupan sehari-hari
dalam merencanakan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan dating agar
terbentuknya Generasi Berencana.
Dengan adanya kegiatan rutin dan kegiatan tahunan yang
telah dilakukan selama ini dengan bimbingan para Pendidik Sebaya (PS) dan
Konselor Sebaya (KS)
serta di bantu oleh guru BK dan pihak dinas BMPDPKB, PIK REMAJA“CERIA” diharapkan dapat membawa
perubahan yang signifikan terhadap perkembangan remaja siswa siswi SMA N 1 Sukadana dan
juga bermanfaat terhadap remaja yang berada di daerah Kayong Utara.
Akhirnya kepada semua pihak yang ikut
berpartisipasi dalam mendukung
seluruh kegiatan
yang ada di PIK-R
“CERIA” SMA N 1 Sukadana kami sampaian
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.
Sukadana, 4 April 2016
Ketua PIK-R “CERIA”
ttd
Arsy
Linardi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Terbentuknya PIK-R “CERIA” SMA N 1 Sukadana dengan banyaknya
permasalahan di kalangan remaja dan ketidak pahaman remaja tentag bagaimana
menjalankan kehidupan yang baik menurut aturan dan agama dan dengan
pertimbangan masih kurangnya
anak menerima informasi dari orang tua. Dan masi tabunya orang tua dalam
memberikan informasi masalah-masalah tentang pertumbuhan remaja masa kini misalnya masalah Seksualitas,HIV dan AIDS,PUP
serta kurangnya peran orang tua dalam memberikan 8 Fungsi Keluarga. Hal ini
menjadikan anak-anak menjadi penasaran dan
akhirnya mencari informasi sendiri melalui media lain (TV, HP, Internet)
atau dari pengalaman lainnya, yaitu teman sebayanya.
Hal ini bisa menimbulkan persepsi yang
salah tentang pemahaman
remaja terhadap masalah Seksualitas,HIV dan AIDS sehingga
penyalahartian tentang
hal tersebut dapat memicu terjadi nya perilaku menyimpang remaja seperti pelecehan seksual, seks bebas, dan pemerkosan sehingga banyak
terjadi kasus-kasus hamil di luar nikah dan menyebabkan dampak yang paling buruk yaitu HIV dan AIDS
Selain itu masalah yang tidak kalah
pentingnya yaitu Penyakit Menular Seksual (PMS), yang diakibatkan dari seks
bebas yang akhirnya mengancam jiwa mereka. Juga masalah narkoba yang kian
menjadi ancaman jiwa remaja di kota-kota dan di desa, karena pengaruh
lingkungan dan pergaulan di luar rumah, mudah saja masalah ini menjadi momok yang
mematikan masa depan remaja
serta kurangkanya komunikasi di dalam keluarga dapat membuat anak merasakan
kurangnya kasih sayang yang mereka terima sehingga membuat anak terseut
berprilaku menyimpang
B. Tujuan
PIK REMAJA “SEJAHTERA”
Tujuan dibentuknya PIK REMAJA “CERIA” di SMA Negeri 1
Sukadana adalah :
· Memberikan informasi, pemahaman,
sikap dan perilaku positif remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.
·
Membangun kesadaran akan pentingnya memahami masalah
seksualitas dan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah
seksualitas.
·
Memberikan
Informasi tentang bahaya seks bebas, pornografi, narkoba.
·
Membangun
kepribadian siswa-siswi SMA Negeri 1
Sukadana agar menjadi pribadi yang Handal, Berkarakter, dan Kreatif
·
Memberikan
bimbingan pergaulan remaja yang sesuai dengan Norma dan
tuntunan Agama
·
Memfasilitasi
siswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
·
Membentuk
prilaku Efektif dan Normatif dalam kehidupan sehari-hari
·
Memberikan
bimbingan pentingnya Pendewasaan Usia Perkawinan.
C.
SASARAN
·
Anggota
PIK-REMAJA “CERIA” yaitu semua siswa-siswi SMA Negeri
1 Sukadana baik kelas X,XI, XII dan para remaja yang ada di daerah Kayong Utara
yang belum mendapatkan informasi tentang 8 fungsi keluarga,PUP dan TRIAD KRR
·
Membentuk
para Pendidik Sebaya (PS) dan Konselor Sebaya (KS) sehingga dapat membantu
teman-temannya menyampaikan informasi seputar 8 fungsi keluarga,PUP dan TRIAD
KRR dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang dialami seputar masalah-masalah
remaja
D. Nama
PIK-R
PIK-R di SMA Negeri 1 Sukadana bernama “CERIA” yang merupakan
kependekan dari “Cerita Remaja Indonesia” . Tujuan diberi nama Ceria agar
remaja yang berada di Indonesia selalu besikap ceria dengan banyaknya Cerita
dan Pengetahuan yang di dapat di Indonesia.
Dengan banyaknya masalah remaja yang
tidak di selesaikan secara langsung oleh pihak sekolah dan orang tua karena
sulitnya anak untuk memceritakan apa yang terjadi padanya di bentuk lah PIK-R
CERIA SMA Negeri 1 Sukadana pada tanggal 15 Mei
2015 sebagai sarana berbagi informasi dan konseling bagi remaja.
E.
Visi dan Misi
Visi PIK REMAJA “CERIA” adalah Mewujudkan
kehidupan yang berbahagia melalui pelayanan PIK REMAJA dalam memberikan
dukungan perkembangan dan mengentas masalah agar siswa-siswi berkembang secara
optimal,mandiri dan bahagia sehingga terbentuknya Tegar Remaja.
Misi
PIK REMAJA “SEJAHTERA”adalah :
·
Mengenalkan PIK-
R untuk pembentukan prilaku Efektif dan Normatif dalam kehidupan sehari-hari
dan masa depan.
·
Meningkatkan
jumlah remaja/siswa-siswi untuk memperoleh pelayanan informasi dan konseling
PIK-R.
·
Memberikan
pelayanan informasi dan konseling tentang Pendewasaan Usia Perkawinan,8 Fungsi
Keluarga,TRIAD KRR (Seksualitas,HIV dan AIDS serta NAPZA).
·
Menyalurkan
minat dan bakat siswa siswi pada kegiatan yang positif
BAB II
PIK REMAJA “CERIA” SMA NEGERI 1
SUKADANA
A.
Pengertian PIK REMAJA
Berdasarkan
Buku Panduan Pengelolaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK REMAJA) yang
diterbitkan oleh BKKBN Jakarta tahun 2014, Pusat Informasi dan Konseling Remaja
(PIK Remaja) adalah suatu wadah kegiatan program GenRe dalam rangka penyiapan
kehidupan berkeluarga bagi remaja yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja
guna memberikan pelayanan informasi dan konseling tentang perencaan kehidupan
berkeluarga bagi remaja serta kegiatan-kegiatan penunjang lainnya .
PIK-REMAJA
“CERIA”SMA Negeri 1 Sukadana merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang
bertujuan sebagai sarana Edukasi, Informasi dan Konseling bagi remaja tentang PUP, HIV dan AIDS, TRIAD KRR, 8 Fungsi
keluarga, pendidikan seks dan kesehatan reproduksi remaja yang benar serta
penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja. Tidak hanya itu PIK REMAJA ‘’CERIA”
juga berusaha membekali siswa agar memiliki mental kepribadian yang tangguh
sehingga tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif yang ada disekitar.
Untuk
mewujudkan hal tersebut PIK REMAJA “CERIA” menjalin kerjasama denga BMPDPKB
Kabupaten Kayong Utara. Selain itu juga melibatkan Guru BK/Konselor Sekolah dan
Guru Agama. Mengingat peran dari ketiganya sangat penting dan harus saling
mendukung. Hal ini dilakukan agar para anggota PIK-R benar-benar mendapat informasi yang benar
seputar Kesehatan Reproduksi Remaja, Pendewasaan Usia Perkawaninan, 8 Fungsi
Keluarga, TRIAD KRR dan materi yang bermanfaat di dalamnya untuk mejadikan
Generasi Yang Berencana dari yang berkompeten yaitu dari tenaga kesehatan
seperti Dokter, Perawat, Bidan dan petugas PLKB. Tidak hanya berhenti disini,
pengetahuan siswa tentang hal tersebut perlu ditindaklanjuti oleh Guru
BK/Konselor Sekolah dan Guru Agama. Dalam hal ini peran guru BK/Konselor
sekolah adalah memberikan bimbingan tentang pembentukan karakter siswa sehingga
siswa memiliki mental kepribadian yang tangguh. Peran guru agama dalam hal ini
tidak kalah penting yaitu memberikan bekal bimbingan agama dalam pergaulan yang
sehat yang sesuai dengan tuntunan agama.
Dengan
peran, dukungan, pembinaan dan kerjasama dari berbagai pihak seperti tersebut
diatas diharapkan dapat membawa perubahan yang signifikan terhadap perkembangan sikap dan terbentuknya
Tegar Reamaj di SMA Negeri 1 Sukadana.
B. Rencana Kegiatan PIK REMAJA “SEJAHTERA”
Rencana kegiatan PIK-REMAJA “CERIA” SMA Negeri 1 Sukadana adalah:
1. Penyuluhan seputar kesehatan
reproduksi remaja dan TRIAD KRR serta manfaat Pendewasaan Usia Perkawinan oleh Puskesmas, BMPDPKB dan PLKB maupun oleh Pendidik Sebaya (PS) dan Konselor
Sebaya (KS)
2. Bimbingan karakter oleh Guru BP/BK
3. Bimbingan tentang pergaulan remaja
yang sesuai tuntunan agama oleh Guru Agama.
4. Bimbingan Kelompok oleh Konselor
Sebaya (KS) maupun Pendidik Sebaya (PS)
5. Penyuluhan terhadap kelompok PIK-R
SMP tentang TRIAD KRR dan 8 Fungsi keluarga.
6. Penyaluran minat dan bakat siswa,
misalnya melalui mading, seni musik,
beripidato dan pembuatan blog
7. Pelatihan Pendidik Sebaya dan
Konselor Sebaya
C. Keanggotaan
Anggota PIK REMAJA terdiri dari dua jenis yaitu anggota
aktif dan anggota pasif. Anggota Aktif adalah Semua siswa SMK N 1 Ambal yang
terdaftar sebagai peserta dan anggota kegiatan ekstrakurikuler PIK REMAJA
“CERIA” SMA Negeri 1 Sukadana dan aktif mengikuti program kegiatan setiap
minggunya. Sedangkan anggota pasif adalah semua siswa-siswi SMA Negeri 1
Sukadana yang tidak terdaftar sebagai peserta kegiatan ekstrakurikuler PIK-R
namun dapat mengikuti kegiatan-kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan PIK
REMAJA “SEJAHTERA”
D.
Bentuk Kegiatan
1.
Pembinaan.
Kegiatan Pembinaan meliputi pembinaan pengurus dan pembinaan
anggota PIK REMAJA “CERIA” SMA Negeri 1 Sukadana.
2.
Penyuluhan
Kegiatan Penyuluhan dapat dilakukan perkelas maupun gabungan
kelas dan mengunjungi sekolah lain yang mempunyai dan yang belum mempunyai
PIK-R. Materi-materi yang disampaiakan antara lain :
a.
Kesehatan Reproduksi Remaja
b.
PMS, HIV/AIDS
c. Miras/Narkoba
d.
Penundan Usia Pernikahan
e.
Bahaya Pornografi dan Seks Bebas
f. Pergaulan Remaja yang Sehat
g. 8 Fungsi Keluarga
3.
Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri merupakan sarana pengembangan
minat dan bakat antara lain berupa:
a.
Pelatihan Pendidik Sebaya dan Konselor
Sebaya
b.
Pembuatan blog
c. Mading
d.
Seni(musik)
E. Materi Penyuluhan dan Pembinaan
Materi yang disampaikan dalam PIK REMAJA adalah:
- Materi
1.
Kesehatan reproduksi remaja
2.
Resiko penularan penyakit kelamin
3.
Informasi seputar HIV/AIDS
4.
Bahaya seks bebas dan pornografi
5.
Penundaan Usia Pernikahan (PUP)
6.
Miras dan Narkoba
7.
8 Funsi Keluarga
8.
Bahaya Merokok
- Materi Pembentukan Karakter
1. Membangun Konsep Diri Positif
2. Membangun Sikap Asertif
3. Kesehatan Mental
4. Membentuk prilaku Efektif dan
Normatif
5. Penyesuaian Diri Remaja
6. Problem
Solving dan Pengambilan Keputusan
7. Mengenali Kepribadian Manusia
8. Manajemen Waktu
9. Mengenal Minat, Bakat dan Potensi Diri
c. Materi Bimbingan Agama
1. Pergaulan Remaja yang Sehat Menurut
Agama
2. Konsep
Diri Seorang Muslim
3. Akhlak
Pergaulan Seorang Muslim
4. Ciri-Ciri
Kepribadian Muslim Sejati
5. Adap-adap berteman
6. Larangan
Berzina
7. Kisah-Kisah Teladan
F.
SUSUNAN PENGURUS PIK-REMAJA “CERIA” SMA
NEGERI 1 SUKADANA
Penanggungjawab :
Ibu
Erik Yuni Astuti, S,Pd
Pembina : 1. Ranimah, S.Pd
2.
Agus Hendriansyah, S.Pd
Ketua :
Arsy
Linardi
Wakil Ketua : Agi
Ehsya Putra
Sekretaris I : Sofit Dian Nurtiwi
Sekretaris II : Rizky Wahyu Haqiqi
Bendahara I : Weni Astuti
Bendahara II : Septiani Saputri
Seksi- seksi :
·
Konselor Sebaya : -Yasir Alhafiz
-Yunita Eriska
-
Retno Andrea Ningrum
-
Aprilianto
·
Pendidik Sebaya : - Rina Febri
- Bagus Kurniawan
-Windy Agustina
-Aditia Bhayu Nugraha
·
Pendidik
Kesehatan
: -Novita Haliska
-Arswendy Okky Tamara
-Reza
Riansyah
-Arif Triyulianto
·
Pengembangan
Diri :
-Lukman Hakim
-Serawati
-Hanifah Nadiya Dwi Putri
-Anung
·
Anggota : -Nurhidayatulah
-Noor Rizky Rizaldi
-Chorunisa Nur Oktaviani
-Khourinisa Kridalaksana
-Reda Darmawan
-Eko Candra
-Pallah Abu Bakar
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dengan adanya PIK REMAJA “CERIA” di SMA Negeri 1 Sukadana sebagai salah satu
kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan SMA Negeri 1 Sukadana diharapkan dapat
memberikan kontribusi dan peran yang
signifikan kepada seluruh remaja di SMA Negeri 1 Sukadana tentang bagaimana
menjadi remaja yang baik dan benar agar bisa menjadi generasi yang berencana.
Selain itu juga PIK REMAJA SMA Negeri 1 Sukadana sebagaimana namanya “CERIA”
yang mempunyai arti Cerita Remaja Indonesia yang diharapkan dapat menjadi wadah
dan sarana informasi yang dapat menyelamatkan para remaja pada khususnya dan
umumnya masyarakat Sukadana
dan sekitarnya untuk bisa menjadi Remaja GenRe yang sehat dan
berkarakter mulia, siap menjadi generasi penerus bangsa.
Langganan:
Postingan (Atom)