Pengertian “Penduduk” secara umum
adalah masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu. Dan dalam
sosiologi sendiri, penduduk merupakan kumpulan manusia yang menempati wilayah
geografi dan ruang tertentu. Jadi dapat Masalah Kependudukan dapat diartikan
sebagai berbagai persoalan yang menyangkut masyarakat dalam ruang lingkup yang
luas.
Masalah Kependudukan bisa
disebut juga sebagai masalah sosial, karena masalah itu terjadi di lingkungan
sosial atau masyakarat. Masalah tersebut bisa terjadi kapan saja dan dimana saja,
baik di negara maju maupun negara Indonesia yang sedang berkembang ini. Masalah
kependudukan terjadi karena perkembangan penduduk yang tidak seimbang. Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat tidaklah sama, hal ini disebabkan
perbedaan tingkat perkembangan kebudayaan masyarakat dan keadaan lingkungan
alam dimana masyarakat itu hidup. Masalah-maslah tersebut dapat berupa masalah
sosial, moral, politik, ekonomi, agama dll.
Terdapat 2 jenis masalah
kependudukan menurut sifatnya, yakni Kuantitatif dan Kualitatif
1. Masalah Penduduk yang Bersifat Kuantitatif
a. Jumlah Penduduk Besar
Penduduk dalam suatu negara menjadi faktor terpenting dalam
pelaksanaan pembangunan karena menjadi subjek dan objek pembangunan. Manfaat
jumlah penduduk yang besar:
·
Penyediaan tenaga
kerja dalam masalah sumber daya alam.
·
Mempertahankan
keutuhan negara dari ancaman yang berasal dari bangsa lain.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia
yang berpenduduk
besar, yaitu nomor 4 di dunia menghadapi masalah yang
cukup rumit yaitu:
·
Pemerintah harus dapat
menjamin terpenuhinya kebutuhan hidupnya. Dengan kemampuan pemerintah yang
masih terbatas masalah ini sulit diatasi sehingga berakibat seperti masih
banyaknya penduduk kekurangan gizi makanan, timbulnya pemukiman kumuh.
·
Penyediaan lapangan
kerja, sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan serta fasilitas sosial
lainnya. Dengan kemampuan dana yang terbatas masalah ini cukup sulit diatasi,
oleh karena itu pemerintah menggalakkan peran serta sektor swasta untuk
mengatasi masalah ini.
b. Pertumbuhan Penduduk Cepat
Secara nasional pertumbuhan penduduk Indonesia masih
relatif cepat, walaupun ada kecenderungan menurun. Antara tahun 1961 – 1971
pertumbuhan penduduk sebesar 2,1 % pertahun, tahun 1971 – 1980 sebesar 2,32%
pertahun, tahun 1980 – 1990 sebesar 1,98% pertahun, dan periode 1990 – 2000
sebesar 1,6% pertahun. Keluarga berencana merupakan suatu usaha untuk membatasi
jumlah anak dalam keluarga, demi kesejahteraan keluarga. Dalam program ini
setiap keluarga dianjurkan mempunyai dua atau tiga anak saja atau merupakan
keluarga kecil.Dengan terbentuknya keluarga kecil diharapkan semua kebutuhan
hidup anggota keluarga dapat terpenuhi sehingga terbentuklah keluarga sejahtera.
Dua
tujuan pokok Program Keluarga Berencana yaitu:
·
Menurunkan angka
kelahiran agar pertambahan penduduk tidak melebihi
kemampuan peningkatan produksi.
·
Meningkatkan kesehatan
ibu dan anak untuk mencapai keluarga sejahtera
·
Persebaran Penduduk
Tidak Merata
c. Persebaran Penduduk Yang
Tidak Merata
Persebaran penduduk di Indonesia tidak merata baik
persebaran antarpulau, provinsi, kabupaten maupun antara perkotaan dan
pedesaan. Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya ±7% dari seluruh wilayah
daratan Indonesia, dihuni lebih kurang 60% penduduk Indonesia Perkembangan
kepadatan penduduk di Pulau Jawa dan Madura tergolong tinggi, yaitu tahun 1980
sebesar 690 jiwa tiap-tiap kilometer persegi, tahun 1990 menjadi 814 jiwa dan
tahun 1998 menjadi 938 jiwa per kilo meter persegi (km2).
Akibat dari tidak meratanya penduduk, yaitu luas lahan
pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan
permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum
dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya
sumber daya manusia. Sebagian besar tanah di luar Jawa dibiarkan begitu saja
tanpa ada kegiatan pertanian. Keadaan demikian tentunya sangat tidak
menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan
pertahanan keamanan negara.
2. Masalah Penduduk yang Bersifat Kualitatif
a.
Tingkat Kesehatan
Penduduk yang rendah
Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas
kesehatan penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Indikator untuk melihat
kualitas kesehatan penduduk adalah dengan melihat:
·
Angka Kematian
·
Angka Harapan Hidup
Angka kematian yang tinggi menunjukkan tingkat kesehatan
penduduk yang rendah. Angka harapan hidup yang tinggi menunjukkan tingkat
kesehatan penduduk yang baik. Kualitas kesehatan penduduk tidak dapat
dilepaskan dari pendapatan penduduk. Semakin tinggi pendapatan penduduk maka
pengeluaran untuk membeli pelayanan kesehatan semakin tinggi. Penduduk yang
pendapatannya tinggi dapat menikmati kualitas makanan yang memenuhi
standar kesehatan.
b.
Tingkat Pendidikan
yang Rendah
Tingkat pendidikan bukanlah satu-satunya indikator untuk
mengukur kualitas SDM penduduk suatu negara. Kualitas SDM berhubungan dengan
produktivitas kerja. Orang yang tingkat pendidikannya tinggi diharapkan punya
produktivitas yang tinggi. Kenyataan yang terjadi di Indonesia adalah banyak
orang berpendidikan tinggi (sarjana) tetapi menganggur. Keadaan demikian tentu
sangat memprihatinkan. Orang yang menganggur menjadi beban bagi orang lain
(keluarganya). Tingkat pendidikan diharapkan berbanding lurus dengan tingkat
kesejahteraan. Sehingga pembangunan dalam bidang pendidikan yang dilakuka oleh
pemerintah membawa dampak positif yang signifikan terhadap
kesejahteraan penduduk.
c.
Tingkat Kemakmuran
yang Rendah
Meskipun tidak termasuk negara miskin, jumlah penduduk Indonesia
yang hidup di bawah garis kemiskinan cukup besar. Sebanyak 37,5 juta penduduk
Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan menurut standard yang ditetapkan PBB.
Kemakmuran berbanding lurus dengan kualitas SDM. Semakin tinggi kualitas SDM
penduduk, semakin tinggi pula tingkat kemakmurannya. Banyak negara yang miskin
sumber daya alam tetapi tingkat kemakmuran penduduknya tinggi. Indonesia
dikenal sebagai negara yang kaya sumber daya alam. Mengapa banyak penduduk
Indonesia yang hidup miskin?
Dari semua masalah kependudukan yang
dipaparkan diatas, terdapat banyak sekali dampak negatif yang dihasilkan,
diantaranya:
1.
Rendahnya tingkat
kualitas SDM
Rendahnya tingkat pendidikan akan berdampak besar pada
kualitas sumber daya manusia suatu Negara. Penduduk adalah objek dan subyek
pembangunan. Sebagai objek, penduduk adalah sasaran pembangunan. Sebagai
subyek, penduduk adalah pelaku pembangunan. Peranan penduduk sebagai subyek
menentukan arah dan keberhasilan pembangunan. Potensi dan tantangan pembangunan
ditentukan oleh keadaan riil kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki
oleh suatu negara. Bagaimana potensi dan tantangan pembangunan di Indonesia?
Kekayaan sumber daya alam yang ada di bumi Indonesia sangat besar. Ini
merupakan suatu potensi. Masalahnya adalah sanggupkah penduduk Indonesia
mengeksploitasi dan mengelola sumber daya alam yang melimpah itu?
Fakta menunjukkan bahwa eksploitasi sumber daya alam
(penambangan) di Indonesia banyak dilakukan oleh perusahaan asing.
Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering menggunakan bantuan
(assistance) perusahaan asing. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan modal
dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia. Penguasaan teknologi dan
kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk
Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia
ditunjukkan dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber
daya manusia penduduk Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan.
Secara terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan adalah:
Rendahnya
kualitas SDM penduduk Indonesia
Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah volume
barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan
jasa diperlukan penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi
dan ilmu pengetahuan terkait dengan kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi
kualitas SDM merupakan faktor penentu kemakmuran. Apa yang dapat dilakukan oleh
orang yang tidak memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan?
Pertumbuhan
penduduk yang tinggi
Penduduk merupakan potensi sekaligus beban pembangunan.
Penduduk yang berkualitas (produktif) merupakan potensi/kekuatan pembangunan.
Sedangkan penduduk dengan kualitas rendah (non produktif) merupakan beban
pembangunan. Pertumbuhan penduduk bagi suatu negara dapat menjadi kekuatan
sekaligus beban. Ini tergantung bagaimana kualitas penduduknya. Bagi Indonesia,
pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan beban pembangunan. Mengapa? Jumlah
penduduk Indonesi saat ini sudah cukup besar. Tetapi kualitas hidupnya
(kemakmurannya) masih rendah. Apabila pertumbuhan penduduk masih tetap
tinggi, maka kualitas hidup (kemakmuran) akan semakin menurun.
2.
Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk yang besar dan nditambah dengan angka
pertumbuhan penduduk yang pesat membuat banyak Negara khususnya Negara
berkembang di dunia mengalami kepadatan penduduk yang berlebihan. Kepadatan penduduk
atau Density adalah jumlah rata-rata
penduduk yang mendiami suatu wilayah administrative tertentu biasanya
dinyatakan dalam jiwa/Km2.
Kepadatan penduduk ini terjadi karena tidak seimbangnya
jumlah penduduk yang mendiami wilayah tertentu dengan wilayah yang didiami.
Jumalh penduduk yang terus menunjukkan peningkatan tidak dibarengi dengan luas
wilayah suatu tempat yang tetap. Sehingga ini menyebabkan jumlah penduduk yang
ada diwilayah tertentu melebihi jumlah ideal penduduk yang seharusnya tinggal diwilayah
tersebut.
Selain itu, kepadatan penduduk yang biasanya terjadi di
kota-kota besar terus mengalami peningkatan dengan adanya urbanisasi yang
dilakukan secara berlebihan. Banyaknya para urban yang berpindah dari desa ke
kota dengan tujuan mencari lapangan pekerjaan di kota membuat kepadatan
penduduk yang ada semakin menjadi-jadi. Sehingga dengan tidak adanya lahan
untuk mereka tinggal, biasanya mereka mendirikan perumahan-perumahan kumuh
didaerah-daerah yang dilarang untuk mendirikan bangunan seperti dibantaran kali
dan sebagainya. Dengan begitu, dampak yang dihasilkan akan terus melebar dan
melebar lagi.
3.
Kemiskinan
Dampak dari kepadatan penduduk, tidak hanya berhenti
disitu. Dari dampak yang ada, dampak yang baru akan kembali dihasilkan. Para
urban yang tidak mendapat lahan tempat tinggal dan juga lahan pekerjaan seperti
yang mereka harapkan, mulai mempertahankan hidup mereka dikota dengan segala
kemampuan mereka seperti memanfaatkan lahan terlarang untuk mendirikan
rumah-rumah kumuh sebagai tempat mereka tinggal. Dengan tidak adanya pekerjaan
mereka bekerja serabutan seperti mengamen, meminta-minta dijalan dan sebagainya
hingga timbullah kemiskinan.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
·
Gambaran kekurangan materi, yang
biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami
sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·
Gambaran tentang kebutuhan
sosial, termasuk keterkucilan
sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini
mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
·
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda
melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
4.
Kriminalitas
Kemiskinan
yang terjadi dikota dan terus meningkatnya taraf hidup dikota, membuat setiap
orang berusaha mempertahankan hidupnya walaupun hanya sekedar untuk makan.
Berbagai kebutuhan hidup yang terus menekan dan keadaan financial mereka yang tidak
seimbang mulai memaksa mereka untuk melakukan hal apa saja demi mendapatkan
rupiah hinggal lahirlah tindak kriminalitas.
Kriminalitas
merupakan segala sesuatu yang melanggar
hukum atau sebuah tindak
kejahatan. Pelaku kriminalitas disebut
seorang
kriminal. Biasanya yang dianggap
kriminal adalah seorang pencuri,
pembunuh,
perampok, atau
teroris. Walaupun
begitu
kategori terakhir, teroris,
agak berbeda dari kriminal karena melakukan tindak kejahatannya berdasarkan
motif
politik atau paham.
Tindak
kriminalitas memang sudah merajalela di kota-kota besar. Sebagian besar dari
mereka berasal dari masyarakat yang kurang
mampu dan tidak mempunyai pekerjaan. Adanya tindak kriminalitas
menandakan bahwa memang sebenarnya dampak yang dihasilkan merupakan dampak yang
serius yang harus segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. Karena sudah
membahayakan masyarakat luas serta keamanan Negara.
Terdapat
beberapa solusi yang bisa digunakan sebagai upaya pencegahan atas masalah
kependudukan, diantaranya:
1. Melaksanakan
program KB (2 anak lebih baik)
2. Menunda
pernikahan dini
3. Meratakan
pertumbuhan penduduk
Dari solusi
tersebut, penulis berharap Pertumbuhan Penduduk di negara Indonesia bisa lebih
stabil dan hidup masyarakat Indonesia menjadi lebih baik lagi dari yang
sebelumnya.
Indonesia
dengan jumlah penduduknya kira-kira 185 juta, termasuk negara-negara yang
paling banyak jumlah penduduknya. Karena itu, hal-hal yang berkaitan dengan
jumlah penduduk ini penting sekali di Indonesia. Kalau di masa depan jumlah ini
mau jadi lebih banyak lagi, pasti ada lebih banyak masalah sosial lagi.
Pemerintah Indonesia sudah mengambil dua macam tindakan untuk mencegah masalah
sosial ini. Yang pertama adalah program KB atau Keluarga Berencana dan yang
kedua adalah program transmigrasi. Kedua program ini sudah lama dapat banyak
kritik, dari dalam negeri dan dari luar negeri.
Berikut kekurangan dan kelebihan dari
masing-masing program :
1. Program Transmigrasi
Program
transmigrasi adalah program nasional untuk memindahkan kelompok penduduk dari
satu tempat ke tempat yang lain. Misalnya, kalau ada tempat di mana ada terlalu
banyak penduduk, di sana pasti ada banyak masalah, seperti masalah kesehatan,
masalah tanah, dan masalah sosial yan lain. Untuk mencegah masalah itu,
pemerintah coba memindahkan penduduk dari tempat-tempat seperti itu ke tempat
yang lain di mana jumlah penduduknya sedikit. Jadi dulu, penduduk Jawa, Madura
dan Bali sudah dipindahkan ke Irian Jaya, Sumatra, dan Kalimantan.
Kami rasa program
transmigrasi ini sudah banyak menolong penduduk Indonesia. Peserta program
transmigrasi diberi sebuah rumah, alat-alat untuk bertani dan sedikit uang. Ada
sekolah dan puskesmas. Setelah dipindahkan, kehidupan mereka lebih baik
daripada dulu.
Program ini
dapat banyak kritik. Kritik yang pertama adalah mengenai hutan yang menghilang
karena transmigran. Mereka menebang pohon-pohon untuk mempersiapkan ladang
mereka. Kemudian, dulu ada kelompok transmigran di Kalimantan yang tidak diberi
fasilitas untuk bertani. Jadi, mereka tidak bisa berdikari (yaitu: “BERDIri di
atas KAkinya sendiRI”). Juga ada masalah kehilangan tempat tinggal orang
setempat seperti orang Kubu di Sumatra dan orang Dayak di Kalimantan. Tanah
mereka diambil orang transmigran yang baru. Menurut saya, masalah-masalah ini
dibesarkan dengan sengaja. Program transmigrasi memang berhasil. Sudah 3.6 juta
orang dipindahkan dalam program ini, dan kehidupan mereka sekarang jauh lebih
baik daripada dulu.
2. Program Keluarga Berencana
Dalam program
Keluarga Berencana (“Dua Anak Cukup!”), suami-istri diberi informasi dan
alat/obat kontrasepsi. Dengan ini, pemerintah mencoba untuk mencegah kelahiran
terlalu banyak anak. Kritik atas program ini adalah kritik mengenai obat
kontrasepsi yang bernama “Norplant”. Perempuan yang pakai Norplant itu tidak
bisa beranak lagi untuk selamanya. Dan ada juga orang yang bilang bahwa
perempuan dipaksa untuk pakai Norplant ini (Norplant ada sebuah obat yang
disuntikkan di bawah kulit).
Kami berpendapat bahwa kedua
program ini, yaitu transmigrasi dan Keluarga Berencana, memang sudah berhasil.
Sekarang di Indonesia, jumlah anak yang lahir setiap tahun sudah menurun. Kalau
Indonesia mau mencegah masalah yang berkaitan dengan jumlah penduduk, saya rasa
pemerintah harus meneruskan kedua program ini.
Selain itu, terdapat
beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah
untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah:
1. Jumlah penduduk dan pertumbuhannya diatasi dengan program
Keluarga Berencana (KB)
2. Persebaran dan Kepadatan penduduk diatasi dengan:
a. Program Transmigrasi
b. Pembangunan lebih intensif di Kawasan Indonesia Timur.
3. Tingkat kesehatan yang rendah diatasi dengan:
a. Pembangunan fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
b. Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin
4. Tingkat pendidikan yang rendah diatasi dengan:
a. Penyediaan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan
merata di semua daerah di Indonesia.
b. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan pasar tenaga kerja
c. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di
lembaga pendidikan milik pemerintah
d. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari
kerja
e. Mempelopori riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di
lembaga- lembaga pemerintah
5. Tingkat pendapatan yang rendah diatasi dengan:
a. Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan
berkembang- nya usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA.
b. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian,
sehingga dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja.
c. Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha.
Pembangunan/menyediakan fasilitas umum (jalan, telepon) sehingga dapat
mendorong kegiatan ekonomi